Pages

Social Icons

Senin, 25 Februari 2013

El Clasico Hidup-Mati di Situasi "Adem-ayem"

 El Clasico Hidup-Mati di Situasi


Rivalitas yang tak seimbang antara Barcelona dan Real Madrid di La Liga membuat semua mata kini memalingkan pandangan ke Piala Raja. Meski ada dua El Clasico tersisa (leg kedua semifinal Piala Raja dan La Liga) musim ini, perebutan tiket ke final Piala Raja yang akan digelar di Camp Nou, Selasa (26/2/13) atau Rabu dini hari WIB, berubah menjadi pertandingan puncak.

Selisih 16 angka antara Barcelona di pucuk klasemen sementara dengan Madrid di posisi ketiga membuat laga El Clasico untuk La Liga, akhir pekan ini, hanya menjadi sebatas gengsi. Laga yang dihelat di Santiago Bernabeu, tiga hari setelah pertarungan di Camp Nou hanya akan menyisakan "harga diri" saja.


Sepanjang musim ini, kedua klub sudah bentrok sebanyak empat kali dari total enam yang dijadwalkan. Dari empat pertemuan, kedua tim sama-sama menang sekali dan meraih dua imbang. Pertemuan pertama pecah di Camp Nou di leg pertama Piala Super Spanyol, Agustus lalu. Barca unggul 3-2. Di leg kedua, Madrid merebut Piala Super Spanyol setelah menang 2-1. Meski agregat seimbang 3-3, Los Blancos unggul gol tandang.

Dua laga tersisa adalah imbang 2-2 di pekan ketujuh, 7 Oktober tahun lalu, dan skor 1-1- di duel pertama semifinal Piala Raja musim ini, 30 Januari 2013. Kenyataan itu membuat duel kedua semifinal Piala Raja mutlak menghasilkan satu pemenang dan satu yang tersingkir. Jelas, inilah pertarungan hidup-mati dalam El Clasico musim ini.

Bagaimana dengan tren terakhir? Tak ada perbedaan mencolok. Dari lima laga terakhir, kedua tim sama-sama meraih tiga kemenangan, satu imbang, dan satu kemenangan. Namun demikian, Madrid lebih beruntung karena mereka kalah bukan di laga krusial (1-0 kontra Granada). Sementara itu, Barca takluk di laga penting dalam duel pertama perdelapan final Liga Champions (2-0 versus AC Milan).

Sisi lain adalah tekanan keras media Spanyol. Saat ini, kegenitan media massa terhadap kedua klub relatif tak terlalu liar. Kritik yang dialami Madrid karena isu perpecahan di ruang ganti pelan-pelan mulai melunak setelah El Real masih menjaga peluang di Liga Champions dan meraih tiga kemenangan beruntun terakhir di La Liga.

Di Katalunya, media belum kehilangan simpati terhadap El Barca. Kekalahan 2-0 di kandang AC Milan tidak menjadi bumerang yang sengaja dihunjamkan pers. Kegagalan itu justru menjadi oto-kritik yang harus dijawab Barcelona dengan memenangkan semua laga menjelang pertemuan kedua di Camp Nou, 12 Maret mendatang.

Sementara itu, kondisi di ruang ganti tampaknya terhindar dari malapetakan cedera. Di Barcelona, hanya Adriano Correia yang belum bisa dipastikan turun untuk mencari tiket final Piala Raja. Bahkan Eric Abidal yang menepi sejak Februari 2012 karena operasi cangkok hati, dinyatakan bisa kembali berlari untuk Azulgrana.

Di komplek latihan Madrid, Valdebebas, Los Merengues berlega hati dengan kembalinya dua pilar mereka, Xabi Alonso dan Karim Benzema. Alonso mulai berlatih setelah merasa nyeri tulang belakang usai laga kontra Manchester United. Sementara itu, cedera lutut yang dialami Benzema pelan-pelan menghilang. Pemain Prancis itu sudah bergabung bersama rekan-rekannya.

Statistik lain yang bisa ditengok adalah pertarungan kedua tim dua kali secara beruntun. Dalam 100 tahun rivalitas kedua klub, ada 13 kali kasus serupa. Barca unggul dengan 12 kemenangan, tujuh imbang, dan tujuh kemenangan untuk Madrid.

Musim 2010/2011 adalah epik paling dramatis. Barca-Madrid bertemu dalam dua kesempatan pada 2011: La Liga dan final Piala Raja. Di Piala Raja, Madrid unggul 1-0 dan berhak atas gelar juara. Empat hari kemudian, kedua tim bermain imbang 1-1 melalui penalti Cristiano Ronaldo-Lionel Messi untuk La Liga di Santiago Bernabeu.

Kini, situasi lebih tenang. Hiruk-pikuk pers tak terlalu berisik karena konsentrasi terbelah dalam tiga kompetisi: La Liga, Piala Raja, dan Liga Champions. Dengan situasi "adem ayem" itu, kunci terakhir berada di tangan kedua pelatih, Jose Mourinho dan Jordi Roura.

Barca masih harus bersabar menunggu kesembuhan pelatih kepala Tito Vilanova yang tengah menjalani perawatan kanker kelenjar ludah di New York, Amerika Serikat. Meski demikian, Los Cules tak perlu meragukan asisten Vilanova, Roura. Menghadapi Mourinho, mantan gelandang Barcelona era kepelatihan Johan Cruyff itu sudah menunjukkan kepiawaiannya di duel pertama.

Bagaimana dengan Jose Mourinho? Pelatih dengan dua gelar Liga Champions itu tetap tak bisa diremehkan. Yang membuatnya selalu menjadi perhatian adalah kejutan yang bisa dipersembahkannya dalam laga sepenting El Clasico.

Prakiraan skuat

Barcelona: 4-3-3
Pinto
Alves, Puyol, Pique, Alba
Busquets, Xavi, Fabregas
Pedro, Messi, dan Iniesta.

Real Madrid: 4-2-3-1
Lopez
Ramos, Pepe, Varane, Coentrao
Alonso, Khedira
Ozil, Di Maria, Cristiano Ronaldo
Benzema

Rivalitas yang tak seimbang antara Barcelona dan Real Madrid di La Liga membuat semua mata kini memalingkan pandangan ke Piala Raja. Meski ada dua El Clasico tersisa (leg kedua semifinal Piala Raja dan La Liga) musim ini, perebutan tiket ke final Piala Raja yang akan digelar di Camp Nou, Selasa (26/2/13) atau Rabu dini hari WIB, berubah menjadi pertandingan puncak.

Selisih 16 angka antara Barcelona di pucuk klasemen sementara dengan Madrid di posisi ketiga membuat laga El Clasico untuk La Liga, akhir pekan ini, hanya menjadi sebatas gengsi. Laga yang dihelat di Santiago Bernabeu, tiga hari setelah pertarungan di Camp Nou hanya akan menyisakan "harga diri" saja.

Sepanjang musim ini, kedua klub sudah bentrok sebanyak empat kali dari total enam yang dijadwalkan. Dari empat pertemuan, kedua tim sama-sama menang sekali dan meraih dua imbang. Pertemuan pertama pecah di Camp Nou di leg pertama Piala Super Spanyol, Agustus lalu. Barca unggul 3-2. Di leg kedua, Madrid merebut Piala Super Spanyol setelah menang 2-1. Meski agregat seimbang 3-3, Los Blancos unggul gol tandang.

Dua laga tersisa adalah imbang 2-2 di pekan ketujuh, 7 Oktober tahun lalu, dan skor 1-1- di duel pertama semifinal Piala Raja musim ini, 30 Januari 2013. Kenyataan itu membuat duel kedua semifinal Piala Raja mutlak menghasilkan satu pemenang dan satu yang tersingkir. Jelas, inilah pertarungan hidup-mati dalam El Clasico musim ini.

Bagaimana dengan tren terakhir? Tak ada perbedaan mencolok. Dari lima laga terakhir, kedua tim sama-sama meraih tiga kemenangan, satu imbang, dan satu kemenangan. Namun demikian, Madrid lebih beruntung karena mereka kalah bukan di laga krusial (1-0 kontra Granada). Sementara itu, Barca takluk di laga penting dalam duel pertama perdelapan final Liga Champions (2-0 versus AC Milan).

Sisi lain adalah tekanan keras media Spanyol. Saat ini, kegenitan media massa terhadap kedua klub relatif tak terlalu liar. Kritik yang dialami Madrid karena isu perpecahan di ruang ganti pelan-pelan mulai melunak setelah El Real masih menjaga peluang di Liga Champions dan meraih tiga kemenangan beruntun terakhir di La Liga.

Di Katalunya, media belum kehilangan simpati terhadap El Barca. Kekalahan 2-0 di kandang AC Milan tidak menjadi bumerang yang sengaja dihunjamkan pers. Kegagalan itu justru menjadi oto-kritik yang harus dijawab Barcelona dengan memenangkan semua laga menjelang pertemuan kedua di Camp Nou, 12 Maret mendatang.

Sementara itu, kondisi di ruang ganti tampaknya terhindar dari malapetakan cedera. Di Barcelona, hanya Adriano Correia yang belum bisa dipastikan turun untuk mencari tiket final Piala Raja. Bahkan Eric Abidal yang menepi sejak Februari 2012 karena operasi cangkok hati, dinyatakan bisa kembali berlari untuk Azulgrana.

Di komplek latihan Madrid, Valdebebas, Los Merengues berlega hati dengan kembalinya dua pilar mereka, Xabi Alonso dan Karim Benzema. Alonso mulai berlatih setelah merasa nyeri tulang belakang usai laga kontra Manchester United. Sementara itu, cedera lutut yang dialami Benzema pelan-pelan menghilang. Pemain Prancis itu sudah bergabung bersama rekan-rekannya.

Statistik lain yang bisa ditengok adalah pertarungan kedua tim dua kali secara beruntun. Dalam 100 tahun rivalitas kedua klub, ada 13 kali kasus serupa. Barca unggul dengan 12 kemenangan, tujuh imbang, dan tujuh kemenangan untuk Madrid.

Musim 2010/2011 adalah epik paling dramatis. Barca-Madrid bertemu dalam dua kesempatan pada 2011: La Liga dan final Piala Raja. Di Piala Raja, Madrid unggul 1-0 dan berhak atas gelar juara. Empat hari kemudian, kedua tim bermain imbang 1-1 melalui penalti Cristiano Ronaldo-Lionel Messi untuk La Liga di Santiago Bernabeu.

Kini, situasi lebih tenang. Hiruk-pikuk pers tak terlalu berisik karena konsentrasi terbelah dalam tiga kompetisi: La Liga, Piala Raja, dan Liga Champions. Dengan situasi "adem ayem" itu, kunci terakhir berada di tangan kedua pelatih, Jose Mourinho dan Jordi Roura.

Barca masih harus bersabar menunggu kesembuhan pelatih kepala Tito Vilanova yang tengah menjalani perawatan kanker kelenjar ludah di New York, Amerika Serikat. Meski demikian, Los Cules tak perlu meragukan asisten Vilanova, Roura. Menghadapi Mourinho, mantan gelandang Barcelona era kepelatihan Johan Cruyff itu sudah menunjukkan kepiawaiannya di duel pertama.

Bagaimana dengan Jose Mourinho? Pelatih dengan dua gelar Liga Champions itu tetap tak bisa diremehkan. Yang membuatnya selalu menjadi perhatian adalah kejutan yang bisa dipersembahkannya dalam laga sepenting El Clasico.

Prakiraan skuat

Barcelona: 4-3-3
Pinto
Alves, Puyol, Pique, Alba
Busquets, Xavi, Fabregas
Pedro, Messi, dan Iniesta.

Real Madrid: 4-2-3-1
Lopez
Ramos, Pepe, Varane, Coentrao
Alonso, Khedira
Ozil, Di Maria, Cristiano Ronaldo
Benzema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FC Barcelona